PT. WESTBAY SEPATU & SANDAL, Tbk.PT. WESTBAY COMPANYmerupakan perusahaan sepatu dan sandal raksasa yang berpusat di kota Frankfurt, Jerman dan telah beroperasi sejak tahun 1975. Perusahaan sepatu raksasa ini mengawali usahanya dengan memasarkan produk di Jerman dan selanjutnya merambah negara lain di Eropa seperti Italia, Belanda, Perancis, dll. Pada tahun 1986, perusahaan secara resmi mengoperasikan empat unit bisnis internasional yaitu Westbay Eropa, Westbay Asia Pasifik-Afrika, Westbay Amerika Latin, dan Westbay Amerika Utara. Saat ini, perusahaan telah melayani konsumen di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual lebih dari 10 miliar pasang sepatu.Di Indonesia, pengoperasian penjualan sepatu Westbay dijalankan oleh PT. Westbay Sepatu & Sandal, Tbk. Pada tahun 1993, pabrik pertama Westbay Indonesia resmi beroperasi di kota Semarang untuk melayani pasar Asean. Sesuai dengan budaya Asia yang mengenakan sandal, PT. Westbay Sepatu & Sandal mengembangkan lini produksinya berupa sandal, baik sandal pria, wanita, maupun anak-anak. Sebelum tahun 1998, status Westbay di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Westbay menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, sistem penjualan tersebut diubah pada 1 Januari 1998, yaitu ketika PT. Westbay Sepatu & Sandal Indonesia menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan demikian, sampai saat ini, distribusi produk-produk perusahaan dari pabrik dapat dilakukan dengan melibatkan langsung toko-toko pengecer (retailer) yang akan menjual produk langsung kepada konsumen.Sejak pertama kali didirikan, PT. Westbay Indonesia selalu berusaha untuk melayani semua kelompok pembeli, mulai dari anak-anak, remaja, maupun pria dan wanita dewasa. PT. Westbay memproduksi jenis sepatu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok pembeli tersebut. Untuk memperkuat posisinya di setiap segmen pasar tersebut, PT. Westbay menetapkan merek yang berbeda-beda, yaitu merek Sweetkids untuk sepatu anak-anak, Teentop untuk sepatu remaja, Annrose untuk sepatu wanita dewasa, dan Manz untuk sepatu pria dewasa.Walaupun PT. Westbay melayani semua kelompok pembeli tersebut, tetapi PT. Westbay produksi terbesar adalah pada sepatu wanita dewasa. Setiap tiga bulan sekali selalu dikeluarkan model baru yang selalu menggunakan kullit hewan asli berkualitas tinggi. Sepatu wanita Westbay ini didesain agar nyaman dikenakan dengan sol yang ringan, bahan berkualitas tinggi yang lembut di kulit sehingga tidak sakit ketika dikenakan. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan pun termasuk harga yang relatif mahal yang ditujukan untuk golongan menegah keatas. Seiring dengan semakin banyaknya produsen sepatu lokal, nasional maupun internasional lainnya yang semakin gencar memasuki pasar Indonesia, saat ini sepatu wanita produksi PT. Westbay berada pada tahap yang dapat dibilang stagnan. Tidak ada kenaikan penjualan yang berarti, para pembeli umumnya adalah pembeli lama yang loyal mengenakan produk Westbay karena merasa nilai yang diperoleh sebanding dengan harga yang dibayar. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan mencoba untuk melakukan perbaikan atau inovasi-inovasi pada bidang pemasaran. Diantaranya adalah mengubah desain produk menjadi desain yang lebih moderen, membuka jalur pemasaran baru yaitu penjualan secara online, mulai melakukan promosi melalu berbagai media, serta mengevaluasi harga produk agar dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat saat ini. PERTANYAANTentukan apakah mesin baru tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode NPV dengan tingkat bunga yang relevan adalah 14% per tahun. Uraikan Jawaban Saudara. Bagi yang mau full jawaban diketik rapi wa saja 0812275899105 atau DM ig kami @jasaakuntansby
1. PT. WESTBAY SEPATU & SANDAL, Tbk.PT. WESTBAY COMPANYmerupakan perusahaan sepatu dan sandal raksasa yang berpusat di kota Frankfurt, Jerman dan telah beroperasi sejak tahun 1975. Perusahaan sepatu raksasa ini mengawali usahanya dengan memasarkan produk di Jerman dan selanjutnya merambah negara lain di Eropa seperti Italia, Belanda, Perancis, dll. Pada tahun 1986, perusahaan secara resmi mengoperasikan empat unit bisnis internasional yaitu Westbay Eropa, Westbay Asia Pasifik-Afrika, Westbay Amerika Latin, dan Westbay Amerika Utara. Saat ini, perusahaan telah melayani konsumen di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual lebih dari 10 miliar pasang sepatu.Di Indonesia, pengoperasian penjualan sepatu Westbay dijalankan oleh PT. Westbay Sepatu & Sandal, Tbk. Pada tahun 1993, pabrik pertama Westbay Indonesia resmi beroperasi di kota Semarang untuk melayani pasar Asean. Sesuai dengan budaya Asia yang mengenakan sandal, PT. Westbay Sepatu & Sandal mengembangkan lini produksinya berupa sandal, baik sandal pria, wanita, maupun anak-anak. Sebelum tahun 1998, status Westbay di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Westbay menjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, sistem penjualan tersebut diubah pada 1 Januari 1998, yaitu ketika PT. Westbay Sepatu & Sandal Indonesia menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Dengan demikian, sampai saat ini, distribusi produk-produk perusahaan dari pabrik dapat dilakukan dengan melibatkan langsung toko-toko pengecer (retailer) yang akan menjual produk langsung kepada konsumen.Sejak pertama kali didirikan, PT. Westbay Indonesia selalu berusaha untuk melayani semua kelompok pembeli, mulai dari anak-anak, remaja, maupun pria dan wanita dewasa. PT. Westbay memproduksi jenis sepatu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok pembeli tersebut. Untuk memperkuat posisinya di setiap segmen pasar tersebut, PT. Westbay menetapkan merek yang berbeda-beda, yaitu merek Sweetkids untuk sepatu anak-anak, Teentop untuk sepatu remaja, Annrose untuk sepatu wanita dewasa, dan Manz untuk sepatu pria dewasa.Walaupun PT. Westbay melayani semua kelompok pembeli tersebut, tetapi PT. Westbay produksi terbesar adalah pada sepatu wanita dewasa. Setiap tiga bulan sekali selalu dikeluarkan model baru yang selalu menggunakan kullit hewan asli berkualitas tinggi. Sepatu wanita Westbay ini didesain agar nyaman dikenakan dengan sol yang ringan, bahan berkualitas tinggi yang lembut di kulit sehingga tidak sakit ketika dikenakan. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan pun termasuk harga yang relatif mahal yang ditujukan untuk golongan menegah keatas. Seiring dengan semakin banyaknya produsen sepatu lokal, nasional maupun internasional lainnya yang semakin gencar memasuki pasar Indonesia, saat ini sepatu wanita produksi PT. Westbay berada pada tahap yang dapat dibilang stagnan. Tidak ada kenaikan penjualan yang berarti, para pembeli umumnya adalah pembeli lama yang loyal mengenakan produk Westbay karena merasa nilai yang diperoleh sebanding dengan harga yang dibayar. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan mencoba untuk melakukan perbaikan atau inovasi-inovasi pada bidang pemasaran. Diantaranya adalah mengubah desain produk menjadi desain yang lebih moderen, membuka jalur pemasaran baru yaitu penjualan secara online, mulai melakukan promosi melalu berbagai media, serta mengevaluasi harga produk agar dapat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat saat ini. PERTANYAANTentukan apakah mesin baru tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode NPV dengan tingkat bunga yang relevan adalah 14% per tahun. Uraikan Jawaban Saudara. Bagi yang mau full jawaban diketik rapi wa saja 0812275899105 atau DM ig kami @jasaakuntansby
Bagi yang mau full jawaban diketik rapi wa saja 0812275899105 atau DM ig kami @jasaakuntansby
.
Cara mempercayakan tugas adalah dengam lihat instagramnya dengan cek highlight nya seberapa banyak yang sudah terbantu maupun testimoni.
.
Salah pilih jasa tugas akan membuat kamu bisa mengulang di semester depan. So jangan salah pilih jasa tugas ya
2. Tentukan Struktur Teks ulasannya!Jalan Telah TerbukaMasa menjelang kenaikan kelas adalah masa yang amat menyenangkan bagi murid-murid. Ulangan umum sudah selesai, suasana di sekolah santai. Tinggal menantikan hari pembagian rapor yang menentukan kenaikan kelas. Sesudah itu, libur panjang, oh senangnya.Ada anak yang sudah merencanakan bertamasya ke luar kota ataupun ke luar negeri. Ada yang ingin menghabiskan waktu untuk mengerjakan hobi. Seperti si Mila yang ingin membuat permadani dari benang wol. Atau Guno yang ingin mengerjakan prakarya dari tripleks sepuasanya.Bagi Wardana, libur besar nanti mempunyai arti khusus. Ia akan naik ke kelas 6 SD. Libur ini akan diisinya dengan mencari uang. Pamannya, Mang Inang bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantor. Kantor itu akan merenovasi ruangan di lantai 2. Wardana boleh ikut membantu. Upahnya Rp25.000 sehari dan ia diberi makan siang.War, demikian nama panggilannya, sudah membayangkan bahwa selesai liburan, ia akan mempunyai uang kira-kira Rp750.000. Ia akan membeli sebuah payung besar. Payung itu untuk disewakan pada orang-orang di pertokoan yang membutuhkannya. Ibunya juga perlu modal untuk membuat kue cucur. Sisa upah akan ia belikan buku pelajaran untuknya sendiri dan adiknya, Wirya.Nah pada hari pertama liburan, pagi-pagi sekali War sudah berangkat ke rumah pamannya. Mang Inang sedang minum kopi dan menikmati pisang goreng. Bibinya menyambut dan membuatkan teh manis."Rajin sekali kamu, War!" kata Mang Inang."Pegawai baru harus rajin, Mang!" jawab War. Semua tertawa.Kemudian Mang Inang dan War berangkat ke kantor. War diperkenalkan pada Pak Rudi, pimpinan proyek."Kecil amat. Kelas berapa si War, Mang Inang?" tanya Pak Rudi."Kelas 5, Pak!" jawab Mang Inang."Baru naik kelas 6, Pak. Walaupun kecil saya kuat dan rajin!" kata War. Pak Rudi dan Mang Inang tertawa.War pun mulai bekerja. Mang Inang dan kawan-kawannya membongkar sekat-sekat kayu sehingga ruangan lantai dua yang tadinya terdiri dari kamar-kamar menjadi ruangan luas. War membantu mengangkut kayu-kayu dan ubin-ubin bongkaran ke gudang di lantai satu."Kriiing!" pukul setengah 12 bel berdering. Waktu istirahat telah tiba. War diajak makan di sebuah warung."Kamu pesan saja satu macam lauk, satu macam sayur, dan tahu atau tempe. Jangan pesan daging sapi, daging ayam, dan ikan sekaligus. Setiap kali makan pilih salah satu!" pesan Mang Inang.War makan dengan nikmat. Setelah selesai makan, War mau ke atas untuk bekerja lagi."Istirahat saja dulu. Tunggu bel berbunyi baru masuk lagi!" kata kawan-kawannya. Tapi War mengatakan ingin melihat-lihat halaman kantor.Di halaman kantor, sebuah mobil masuk. Seorang bapak keluar dari mobil. Ia membawa sebuah tas kantor dan sebuah bungkusan plastik besar."Pak, boleh saya bantu bawakan?" tanya War dengan sopan sambil menunjuk bungkusan plastik itu."Kamu siapa?" tanya bapak itu."Saya War, keponakan Mang Inang. Saya membantu proyek bangunan di lantai dua," jawab War dengan jelas."Oh, baiklah kalau begitu!" Bapak itu menyerahkan bungkusan plastik. War membawa bungkusan tersebut, lalu mengikuti bapak itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan."Terima kasih, ya!" kata bapak itu.War pun kembali bekerja. Sekali-kali Pak Rudi datang dan mengamati kerja mereka serta memberi petunjuk.Tak terasa 10 hari kemudian, hujan turun mendadak. War melihat banyak karyawan yang turun dari mobil atau kendaraan lain dalam kondisi kehujanan. Banyak yang tidak menyangka akan turun hujan."Pak Rudi apakah ada payung? Saya songsong bapak-bapak dan ibu-ibu yang tidak membawa payung supaya tidak kena hujan!" kata War,Pak Rudi meminjamkan payung. Para karyawan sangat senang. Ada karyawan yang berkata, "Pak Rudi, hebat juga, nih, anak buahnya!"Pak Rudi senyum gembira.Mulai hari itu banyak karyawan yang mengenal War. Kemudian beberapa dari mereka lantas ada yang membawakan baju bekas dan ada pula yang memberikan kue kepada War. War juga suka membantu mereka. Kadang-kadang karyawan yang di atas menitipkan sesuatu untuk karyawan yang bekerja di lantai 1 dan sebaliknya.Setelah bekerja 3 minggu, War dan Mang Inang dipanggil Pak Rudi."War, kamu sudah bekerja dengan baik. Sikapmu juga sopan dan suka menolong. Seminggu lagi proyek ini selesai. Bagaimana kalau kamu seterusnya membantu di sini?Mang Inang sudah memberitahu kalau sekolahmu masuk siang. Kamu bisa bekerja dari pukul 7 hingga set 12 siang. Begitu bel istirahat berbunyi, kamu boleh pulang dan bersiap-siap ke sekolah.Tugasmu mengantarkan surat dari satu bagian ke bagian lain dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya, misalnya mengelap jendela, membuang sampah, dan sebagainya." Pak Rudi menjelaskan."Mau, Pak Rudi, terima kasih!" kata War. Hatinya berbunga-bunga.Sore itu, War pulang dengan amat gembira. Ia bisa membayar uang sekolahnya sendiri dan masih bisa menabung setiap bulan. Jalan sudah terbuka baginya. Satu hal yang tidak disadari War adalah bahwa keberuntungan ini diawali oleh sikapnya
Jawaban:
Pendahuluan
Menjelaskan masa menjelang kenaikan kelas sebagai masa yang menyenangkanSiswa-siswi memiliki rencana untuk liburan panjangTokoh Utama
Wardana sebagai tokoh utamaIa akan naik kelas dan memanfaatkan libur untuk bekerja dan mencari uangRencana Wardana menggunakan uang hasil bekerjaPerjalanan Hari Pertama
Wardana sudah berangkat ke rumah pamannyaIa diterima bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantorWardana mulai bekerja dan membantu pembongkaran sekat-sekat kayuIsi Hari Pertama
Wardana bekerja sepanjang hari dan istirahat pada waktu yang ditentukanIa makan siang dengan baik dan ingin melanjutkan bekerja setelah istirahatPeristiwa di Halaman Kantor
Seorang bapak datang dan membawa sebuah tas dan bungkusan plastik besarWardana membantu bapak tersebut membawakan bungkusan plastikWardana terkejut setelah mengetahui isi bungkusan tersebutPenutup
Wardana berpikir untuk membagikan isi bungkusan tersebut kepada orang yang membutuhkan.3. Tentukan Struktur Ulasannya!OrientasiIdentifikasi Sinopsis Analisis EvaluasiJalan Telah TerbukaMasa menjelang kenaikan kelas adalah masa yang amat menyenangkan bagi murid-murid. Ulangan umum sudah selesai, suasana di sekolah santai. Tinggal menantikan hari pembagian rapor yang menentukan kenaikan kelas. Sesudah itu, libur panjang, oh senangnya.Ada anak yang sudah merencanakan bertamasya ke luar kota ataupun ke luar negeri. Ada yang ingin menghabiskan waktu untuk mengerjakan hobi. Seperti si Mila yang ingin membuat permadani dari benang wol. Atau Guno yang ingin mengerjakan prakarya dari tripleks sepuasanya.Bagi Wardana, libur besar nanti mempunyai arti khusus. Ia akan naik ke kelas 6 SD. Libur ini akan diisinya dengan mencari uang. Pamannya, Mang Inang bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantor. Kantor itu akan merenovasi ruangan di lantai 2. Wardana boleh ikut membantu. Upahnya Rp25.000 sehari dan ia diberi makan siang.War, demikian nama panggilannya, sudah membayangkan bahwa selesai liburan, ia akan mempunyai uang kira-kira Rp750.000. Ia akan membeli sebuah payung besar. Payung itu untuk disewakan pada orang-orang di pertokoan yang membutuhkannya. Ibunya juga perlu modal untuk membuat kue cucur. Sisa upah akan ia belikan buku pelajaran untuknya sendiri dan adiknya, Wirya.Nah pada hari pertama liburan, pagi-pagi sekali War sudah berangkat ke rumah pamannya. Mang Inang sedang minum kopi dan menikmati pisang goreng. Bibinya menyambut dan membuatkan teh manis."Rajin sekali kamu, War!" kata Mang Inang."Pegawai baru harus rajin, Mang!" jawab War. Semua tertawa.Kemudian Mang Inang dan War berangkat ke kantor. War diperkenalkan pada Pak Rudi, pimpinan proyek."Kecil amat. Kelas berapa si War, Mang Inang?" tanya Pak Rudi."Kelas 5, Pak!" jawab Mang Inang."Baru naik kelas 6, Pak. Walaupun kecil saya kuat dan rajin!" kata War. Pak Rudi dan Mang Inang tertawa.War pun mulai bekerja. Mang Inang dan kawan-kawannya membongkar sekat-sekat kayu sehingga ruangan lantai dua yang tadinya terdiri dari kamar-kamar menjadi ruangan luas. War membantu mengangkut kayu-kayu dan ubin-ubin bongkaran ke gudang di lantai satu."Kriiing!" pukul setengah 12 bel berdering. Waktu istirahat telah tiba. War diajak makan di sebuah warung."Kamu pesan saja satu macam lauk, satu macam sayur, dan tahu atau tempe. Jangan pesan daging sapi, daging ayam, dan ikan sekaligus. Setiap kali makan pilih salah satu!" pesan Mang Inang.War makan dengan nikmat. Setelah selesai makan, War mau ke atas untuk bekerja lagi."Istirahat saja dulu. Tunggu bel berbunyi baru masuk lagi!" kata kawan-kawannya. Tapi War mengatakan ingin melihat-lihat halaman kantor.Di halaman kantor, sebuah mobil masuk. Seorang bapak keluar dari mobil. Ia membawa sebuah tas kantor dan sebuah bungkusan plastik besar."Pak, boleh saya bantu bawakan?" tanya War dengan sopan sambil menunjuk bungkusan plastik itu."Kamu siapa?" tanya bapak itu."Saya War, keponakan Mang Inang. Saya membantu proyek bangunan di lantai dua," jawab War dengan jelas."Oh, baiklah kalau begitu!" Bapak itu menyerahkan bungkusan plastik. War membawa bungkusan tersebut, lalu mengikuti bapak itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan."Terima kasih, ya!" kata bapak itu.War pun kembali bekerja. Sekali-kali Pak Rudi datang dan mengamati kerja mereka serta memberi petunjuk.Tak terasa 10 hari kemudian, hujan turun mendadak. War melihat banyak karyawan yang turun dari mobil atau kendaraan lain dalam kondisi kehujanan. Banyak yang tidak menyangka akan turun hujan."Pak Rudi apakah ada payung? Saya songsong bapak-bapak dan ibu-ibu yang tidak membawa payung supaya tidak kena hujan!" kata War,Pak Rudi meminjamkan payung. Para karyawan sangat senang. Ada karyawan yang berkata, "Pak Rudi, hebat juga, nih, anak buahnya!"Pak Rudi senyum gembira.Mulai hari itu banyak karyawan yang mengenal War. Kemudian beberapa dari mereka lantas ada yang membawakan baju bekas dan ada pula yang memberikan kue kepada War. War juga suka membantu mereka. Kadang-kadang karyawan yang di atas menitipkan sesuatu untuk karyawan yang bekerja di lantai 1 dan sebaliknya.Setelah bekerja 3 minggu, War dan Mang Inang dipanggil Pak Rudi."War, kamu sudah bekerja dengan baik. Sikapmu juga sopan dan suka menolong. Seminggu lagi proyek ini selesai. Bagaimana kalau kamu seterusnya membantu di sini?Mang Inang sudah memberitahu kalau sekolahmu masuk siang. Kamu bisa bekerja dari pukul 7 hingga set 12 siang. Begitu bel istirahat berbunyi, kamu boleh pulang dan bersiap-siap ke sekolah.Tugasmu mengantarkan surat dari satu bagian ke bagian lain dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya, misalnya mengelap jendela, membuang sampah, dan sebagainya." Pak Rudi menjelaskan."Mau, Pak Rudi, terima kasih!" kata War. Hatinya berbunga-bunga.Sore itu, War pulang dengan amat gembira. Ia bisa membayar uang sekolahnya sendiri dan masih bisa menabung setiap bulan. Jalan sudah terbuka baginya.
Jawaban:
Struktur ulasan tersebut adalah:
Orientasi: memberikan informasi mengenai latar belakang cerita, yaitu masa menjelang kenaikan kelas bagi murid-murid dan rencana mereka selama libur.
Identifikasi: memperkenalkan tokoh utama, yaitu Wardana atau War.
Sinopsis: menceritakan perjalanan War bekerja membantu pamannya sebagai kuli bangunan dan rencana pemakaian uang yang ia dapatkan.
Analisis: membahas tentang sifat kerja keras War dan bagaimana ia memenuhi harapannya.
Evaluasi: memberikan pendapat pribadi tentang karakter War dan apresiasi terhadap sikap kerja kerasnya.
4. Tentukan Struktur TeksnyaJalan Telah TerbukaMasa menjelang kenaikan kelas adalah masa yang amat menyenangkan bagi murid-murid. Ulangan umum sudah selesai, suasana di sekolah santai. Tinggal menantikan hari pembagian rapor yang menentukan kenaikan kelas. Sesudah itu, libur panjang, oh senangnya.Ada anak yang sudah merencanakan bertamasya ke luar kota ataupun ke luar negeri. Ada yang ingin menghabiskan waktu untuk mengerjakan hobi. Seperti si Mila yang ingin membuat permadani dari benang wol. Atau Guno yang ingin mengerjakan prakarya dari tripleks sepuasanya.Bagi Wardana, libur besar nanti mempunyai arti khusus. Ia akan naik ke kelas 6 SD. Libur ini akan diisinya dengan mencari uang. Pamannya, Mang Inang bekerja sebagai kuli bangunan di sebuah kantor. Kantor itu akan merenovasi ruangan di lantai 2. Wardana boleh ikut membantu. Upahnya Rp25.000 sehari dan ia diberi makan siang.War, demikian nama panggilannya, sudah membayangkan bahwa selesai liburan, ia akan mempunyai uang kira-kira Rp750.000. Ia akan membeli sebuah payung besar. Payung itu untuk disewakan pada orang-orang di pertokoan yang membutuhkannya. Ibunya juga perlu modal untuk membuat kue cucur. Sisa upah akan ia belikan buku pelajaran untuknya sendiri dan adiknya, Wirya.Nah pada hari pertama liburan, pagi-pagi sekali War sudah berangkat ke rumah pamannya. Mang Inang sedang minum kopi dan menikmati pisang goreng. Bibinya menyambut dan membuatkan teh manis."Rajin sekali kamu, War!" kata Mang Inang."Pegawai baru harus rajin, Mang!" jawab War. Semua tertawa.Kemudian Mang Inang dan War berangkat ke kantor. War diperkenalkan pada Pak Rudi, pimpinan proyek."Kecil amat. Kelas berapa si War, Mang Inang?" tanya Pak Rudi."Kelas 5, Pak!" jawab Mang Inang."Baru naik kelas 6, Pak. Walaupun kecil saya kuat dan rajin!" kata War. Pak Rudi dan Mang Inang tertawa.War pun mulai bekerja. Mang Inang dan kawan-kawannya membongkar sekat-sekat kayu sehingga ruangan lantai dua yang tadinya terdiri dari kamar-kamar menjadi ruangan luas. War membantu mengangkut kayu-kayu dan ubin-ubin bongkaran ke gudang di lantai satu."Kriiing!" pukul setengah 12 bel berdering. Waktu istirahat telah tiba. War diajak makan di sebuah warung."Kamu pesan saja satu macam lauk, satu macam sayur, dan tahu atau tempe. Jangan pesan daging sapi, daging ayam, dan ikan sekaligus. Setiap kali makan pilih salah satu!" pesan Mang Inang.War makan dengan nikmat. Setelah selesai makan, War mau ke atas untuk bekerja lagi."Istirahat saja dulu. Tunggu bel berbunyi baru masuk lagi!" kata kawan-kawannya. Tapi War mengatakan ingin melihat-lihat halaman kantor.Di halaman kantor, sebuah mobil masuk. Seorang bapak keluar dari mobil. Ia membawa sebuah tas kantor dan sebuah bungkusan plastik besar."Pak, boleh saya bantu bawakan?" tanya War dengan sopan sambil menunjuk bungkusan plastik itu."Kamu siapa?" tanya bapak itu."Saya War, keponakan Mang Inang. Saya membantu proyek bangunan di lantai dua," jawab War dengan jelas."Oh, baiklah kalau begitu!" Bapak itu menyerahkan bungkusan plastik. War membawa bungkusan tersebut, lalu mengikuti bapak itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan."Terima kasih, ya!" kata bapak itu.War pun kembali bekerja. Sekali-kali Pak Rudi datang dan mengamati kerja mereka serta memberi petunjuk.Tak terasa 10 hari kemudian, hujan turun mendadak. War melihat banyak karyawan yang turun dari mobil atau kendaraan lain dalam kondisi kehujanan. Banyak yang tidak menyangka akan turun hujan."Pak Rudi apakah ada payung? Saya songsong bapak-bapak dan ibu-ibu yang tidak membawa payung supaya tidak kena hujan!" kata War,Pak Rudi meminjamkan payung. Para karyawan sangat senang. Ada karyawan yang berkata, "Pak Rudi, hebat juga, nih, anak buahnya!"Pak Rudi senyum gembira.Mulai hari itu banyak karyawan yang mengenal War. Kemudian beberapa dari mereka lantas ada yang membawakan baju bekas dan ada pula yang memberikan kue kepada War. War juga suka membantu mereka. Kadang-kadang karyawan yang di atas menitipkan sesuatu untuk karyawan yang bekerja di lantai 1 dan sebaliknya.Setelah bekerja 3 minggu, War dan Mang Inang dipanggil Pak Rudi."War, kamu sudah bekerja dengan baik. Sikapmu juga sopan dan suka menolong. Seminggu lagi proyek ini selesai. Bagaimana kalau kamu seterusnya membantu di sini?Mang Inang sudah memberitahu kalau sekolahmu masuk siang. Kamu bisa bekerja dari pukul 7 hingga set 12 siang. Begitu bel istirahat berbunyi, kamu boleh pulang dan bersiap-siap ke sekolah.Tugasmu mengantarkan surat dari satu bagian ke bagian lain dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya, misalnya mengelap jendela, membuang sampah, dan sebagainya." Pak Rudi menjelaskan."Mau, Pak Rudi, terima kasih!" kata War. Hatinya berbunga-bunga.Sore itu, War pulang dengan amat gembira. Ia bisa membayar uang sekolahnya sendiri dan masih bisa menabung setiap bulan. Jalan sudah terbuka baginya. Satu hal yang tidak disadari War adalah bahwa keberuntungan ini diawali
Jawaban:
Struktur teksnya adalah deskripsi dengan latar belakang situasi sekitar masa menjelang kenaikan kelas bagi murid-murid. Ada narasi tentang bagaimana setiap murid merencanakan liburan, dan ada pengembangan karakter Wardana yang bernama War, yang mengisi liburan dengan bekerja dan memiliki mimpi memiliki uang. Terdapat juga deskripsi aktivitas War bekerja dan makan siang bersama pamannya. Ada juga tambahan plot di halaman kantor saat War bertemu dengan seorang bapak dan melakukan tugas membantu membawa barang
5. Cermin Antik Cerpen Karangan: Betry Silviana Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi) Lolos moderasi pada: 16 September 2016 Rose terus memandangi dirinya di depan cermin. Sebuah cermin antik yang sudah ada sejak ia dilahirkan, kira-kira sudah berusia ratusan tahun. Tak henti-hentinya Rose mengelus-elus wajah cantiknya itu. “Wahai cermin ajaib! Apakah aku sudah kembali menjadi wanita tercantik di kota ini?” ucap Rose tersenyum ke arah cermin. “Ya tuanku. Sekarang tuanku kembali lagi menjadi wanita tercantik di kota ini, tapi sungguh sangat disayangkan…” Si cermin mulai mengeluarkan kata. “Kecantikan tuanku sekarang ini tak akan bertahan lama, beberapa hari lagi tuanku akan kembali menjadi wanita yang buruk rupa,” lanjut si cermin hingga membuat Rose tersentak kaget.Sore itu hujan turun dengan lebatnya membasahi bumi. Seorang gadis tampak setengah berlari mencari tempat untuk berteduh. Bajunya basah kuyup karena mulai tadi ia tak kunjung mendapatkan tempat untuk berteduh. Tak jauh dari tempatnya berdiri, terlihat sebuah rumah yang sangat besar dan megah. Ia pun segera berlari menuju ke rumah itu. “Tok… tok… tok…” pintu bercat putih diketuk gadis itu berulang kali. “Apa ada orang di rumah?” teriak gadis itu sambil mengetuk kembali pintu bercat putih itu. Pintu rumah terbuka lebar. Tampaklah wanita cantik ke luar dengan mengenakan gaun putih bermotif bunga. “Masuklah ke dalam! Hujan masih sangat deras. Tubuhmu sudah menggigil kedinginan,” ajak Rose dengan ramah. “Terima kasih,” tanpa ragu gadis itu segera masuk ke dalam. Gadis itu sangat takjub melihat interior rumah itu. Banyak sekali barang-barang antik yang dipadupadankan dengan desain rumah yang bergaya modern. Rose memperlakukan gadis itu dengan sangat ramah. Ia mengganti pakaian gadis itu yang basah kuyup dengan salah satu baju hangatnya yang terlihat mahal. Ia lalu menyuguhkan makanan dan minuman hangat pada gadis itu. Dengan malu-malu gadis itu makan. “Ikutlah denganku! Ada yang ingin aku tunjukkan padamu!” ajak Rose tiba-tiba. “Kemana nyonya…?” “Panggil aja aku Rose! Nanti kau akan tau. Ikutlah denganku sebentar!” Rose menarik tangan gadis itu dan pergi ke suatu tempat. Rose dan gadis itu sampai ke sebuah ruangan. Ruangan yang tak terpakai tapi tampak sangat bersih. Ada beberapa rak buku dan sebuah cermin antik yang mengisi ruangan tersebut. “Wahai cermin ajaib! Datanglah padaku!” ucap Rose tiba-tiba sambil mengangkat kedua tangannya dan mengarahkannya ke cermin antik. Gadis itu terkejut sekaligus bingung dengan apa yang dilakukan Rose pada cerminnya. “Wahai cermin ajaib! Datanglah padaku, pada tuanmu! Aku sudah membawakan apa yang kamu inginkan.” Rose menarik tangan gadis itu dengan kasar dan menunjukkannya ke cermin antik. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku!” gadis itu berusaha melepaskan genggaman tangan Rose yang sangat erat. “Diamlah!” “Apa kau gila? Kau bicara pada cermin. Sebaiknya kita pergi dari sini, Rose!” “Apa tuaku sudah membawakan apa yang aku minta?” ucap cermin antik tiba-tiba. “Ya, ini dia,” ucap Rose sambil menunjukkan genggaman tangannya pada cermin. Rose melepaskan genggaman tangannya pada gadis itu dan pergi entah kemana, meninggalkannya bersama cermin antik. Gadis itu sangat terkejut melihat cermin antik milik Rose yang baru saja berbicara. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Berulang kali ia mengucek mata dan mencubit tangannya, berharap ini semua hanya mimpi. “Wahai gadis cantik! Kau tidak perlu takut padaku. Sebentar lagi kau akan menjadi milikku,” ucap si cermin tertawa. “Apa maksudmu?” gadis itu perlahan-lahan mundur menjauhi cermin. BRUK! Sebuah balok kayu mendarat langsung di kepalanya. Gadis itu jatuh terkulai lemah. Darah mengalir deras di kepalanya. Matanya melihat ke arah Rose seakan tak mengerti apa yang dilakukan Rose padanya. Rose lalu menghadapkan wajahnya ke wajah gadis itu. Wajah gadis itu seketika berubah menjadi tua. “Apa salahku padamu, Rose? Kenapa kau lakukan ini padaku?” tanya gadis itu dengan suara yang hampir tak terdengar. Rose tak mempedulikan gadis itu. Ia lalu menyeret tubuh gadis itu ke arah cermin. “Apa yang kau lakukan? Jangan lakukan itu! kumohon jangan!” pinta gadis itu dengan napas yang tersengal-sengal. Rose meletakkan tubuh gadis itu di depan cermin. Dengan sekejap cermin menghisap tubuh gadis itu. “Kerja yang bagus tuanku! Sekarang tubuh dan jiwa gadis ini adalah milikku,” ucap si cermin antik tertawa. “Ambil saja tubuh dan jiwanya! Aku sama sekali tak peduli. Walaupun seumur hidup aku harus menumbalkan seorang gadis padamu, yang penting selamanya aku akan tetap menjadi wanita tercantik,” ucap Rose tersenyum sambil memandangi dirinya di depan cermin antik. Tentukan tema, toko dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, gaya bahasa/majas, dan amanat pada cerpen tersebut! serta tambahkan jawaban dengan kalimat yang diambil pada cerpen tersebut!
Jawaban:
soalnya mana kak biar ku bantu